Kau tau kawan, aku selalu percaya bahwa keajaiban itu memang ada.
Seperti yang terjadi padaku beberapa detik yang lalu.
Alhamdulillah
Keajaiban
00.48 |
Read User's Comments0
Pagi-pagiku
16.04 |
Kegiatan pertama saya klo bangun subuh itu ngebuka pintu. Udaranya segar sekali. Kalo bangunnya jam 4, maka dilangit masih akan tampak bintang-bintang. Semakin siang burung-burung bertebangan bernyanyi-nynyi di pohon depan kosn. Kemudia ketika mentari mulai muncul, akan terlihat langit cerah kebiruan. Saya memandang takjub. Pagi hari memang waktu yang tepat untuk berpikir.
Selamat pagi dari sini..
HUJAN-nya Tereliye
03.57 |
Berhubung udah kelar tesis dan gak
tau mau ngapain, jadinya saya dua hari ini baca novel ‘Hujan’ karya Tereliye. Cerita
ini baru aja selesai saya baca dua jam yang lalu. Terus mikir, “ah… ngeblog ah”.
Look! Perahu kertas bikin tampilan novel ini lebih hidup kan? :P |
‘Hujan’. Cerita ini mengisahkan Lail,
Esok dan Hujan. Kenapa judulnya hujan karena setiap kisah penting dalam hidup
Lail (yang sebagian besar tentang Esok) terjadi ketika Hujan. Settingnya
dimulai pada tahun 2042 dan beberapa tahun selanjutnya. Novel futuristic ini
ngajak kita menghayal mengawang-awang membayangkan kecanggihan masa depan. Haha…
saya jadi bayangin doraemon. Cuman di novel ini gak ada siy ya kucing yang bisa
ngomong kayak doraemon. Adanya mobil terbang, tablet setipis kertas dan tentu
saja Pusat Terapi Syaraf yang bisa ngehapus kenangan buruk.
Cerita ini gak mungkin terjadi tanpa
ada kejadian gempa besar yang diakibatkan meletusnya gunung purba dibelahan
benua lain. Novel ini gak nyeritain nama gunung, nama kota, nama negara, nama
universitas dan sebagainya. Jadinya kita sebagai pembaca dituntut berimajinasi
namanya apa. Letusan gunung besar itu menyebabkan kerusakan total dihampir
seluruh dunia. Ceritanya penduduk bumi hanya tinggal 10% dari populasi semula. Lail
jadi yatim piatu dan Esok kehilangan kakak-kakaknya. Cerita ini berkisah
tentang bagaimana seorang anak lelaki menyelamatkan anak perempuan. Cerita ini
nyeritain gimana mereka melewati hari-hari berat mereka dipengungsian. Kemudian
meraka harus terpisah karena Esok di adopsi oleh Walikota dan Lail akhirnya
tinggal dipanti.
Ah btw, jadi inget gempa Bengkulu
tahun 2000 dengan kekuatan 7.2 skala richter. Dari saat itu saya jadi lebih ngeh gempa.
Setiap orang bercerita terjadi gempa disuatu tempat, pertanyaan pertama saya
adalah berapa skalarichter, kedalaman dan waktunya, sehingga bisa memprediksi
kekuatannya. Baca novel ini bikin saya inget kenangan pas ditenda gegara rumah
saya dan rumah tetangga sekitar retak parah gegara gempa tahun 2000. Jadi inget
sedih dan senangnya tinggal ditenda. Orang-orang yang belum pernah ngerasain
jadi pengungsi mungkin gak akan pernah paham rasa takut, cemas, senang, bahagia
berbaur jadi satu. Jadi ingat bantuan selimut, sarung, beras dan mie yang
dibagikan para relawan. OK skip. Lanjut ke cerita ‘Hujan’.
Jadi singkat cerita si Esok ini
pinternya kebangetan trus diterima diuniversitas di Ibukota, jadi engineer
terkenal gitu deh. Dan Lail ini nantinya jadi relawan dan perawat. Mereka Cuma sesekali
aja ketemu karena tinggal dikota yang berbeda. Si pak walikota ini punya anak,
nahhhh Lail ini cemburu sama anak walikota gitu. Meletusnya gunung purba itu
bikin suhu bumi turun drastis alias terjadi volcanic winter gegara banyak sulfur
dioksida yang dimuntahkannya. Negara-negara subtropis yang kena winter parah
ngirim pesawat ulangalik yang berisi gas anti sulfur dioksida. Akhirnya cuaca
berangsur-angsur normal. Tapi belakangan tindakan itu bikin kerusakan, hujan
gak pernah turun lagi, bumi malah tambah panas dan akan tidak bisa ditinggali
beberapa tahun selanjutnya. Bumi diambang kepunahan.
Terus Esok ini bikin kapal yang bisa
bikin sebagian penduduk bumi keluar angkasa, nyari tempat buat melanjutkan
kehidupan. Cuma orang-orang tertentu yang terpilih oleh sistem yang bisa masuk
kapal itu. Esok ini punya dua tiket masuk kapal. Nah, ternyata satu tiket
dikasih ke anak pak walikota. Lailnya cemburu gitu deh. Ngambek, merasa gak
dicintai oleh Esok. Lail mikirnya si Esok pergi bareng anak walikota. Heleehh…ternyata
enggak. Satu tiket lagi Esok kasih ke ibunya. Dan ternyata Esok memutuskan
untuk kekota tempat Lail tinggal. Tapi gegara cemburu, Lail udah keburu
memutuskan untuk masuk ke Pusat Terapi Syaraf untuk nghapus semua kenangan
tentang ‘Hujan’. Dan jika itu terjadi berarti dia akan lupa Esok.
Jeng..jeng..jeng…Esok berpacu dengan
waktu untuk menghentikan tindakan Lail. Karena si Esok ini punya akses terhadap
teknologi buatannya, dia jadi bisa masuk ke Pusat Terapi Syaraf. Cuma dia gak
punya akses ke ruang operasi syaraf tempat dimana Lail operasi Mengapus
Kenangan. Tapi tenang. Happy ending kok. Lail gak jadi menghapus kenangan. Gegara
dia dinasehatin gini sama paramedic yang nanganinnya:
“Ratusan orang pernah ada diruangan ini. Meminta agar kenangan mereka dihapus. Tetapi sesungguhnya, bukan melupakan yang jadi masalahnya. Tapi menerima. Barangsiapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan. Tapi jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan pernah bisa melupakan”
Langganan:
Postingan (Atom)