RSS

Hikayat Sang Dian

Suatu ketika di negeri entah berantah. Setiap jiwa yang telah siap, diperkenankan masuk kedalam sebuah lorong perjalanan yang penuh kegelapan. Lorong itu sangat besar, bahkan ketika engkau mendongakkan wajahmu kau akan kepayahan. Dunia berbeda telah dipisahkan olehnya. Dunia yang penuh canda tawa serta permainan dan dunia yang sebenarnya.

Tibalah masanya segerombolan (mungkin jutaan) jiwa untuk melalui perjalanan tersebut. Setiap jiwa dibekali sebuah dian. Setiap jiwa harus menjaga diannya untuk tetap hidup. Sebelum pintu lorong dibuka, dibuatlah suatu selebrasi besar-besaran melepas mereka. Semua kesenangan didatangkan, sehingga mereka sedikit terbuai.

Hari H telah tiba. Pita di gunting dan Pintu Lorong terbuka.

Dunia penuh cahaya hilang berganti kegelapan kekal. Sepertinya cahaya dunia dihisap oleh kegelapan. Entahlah...

Satu persatu jiwa masuk dengan sumringah, membayangkan apa yang ada di ujung sana. Setelah semuanya masuk, "bbbbrrrrm", pintu lorong otomatis tertutup. Bergemuruh. Dan sekarang yang tampak hanya kegelapan dan jutaan dian. Bagaikan bintang di malam hari. Kini tampak jelas siapa saja yang memiliki semangat yang tinggi, medium dan yang rendah. Jiwa yang sangat bersemangat diwakili oleh diannya yang terpancar terang dan menggelegar. Jiwa yang lemah terlihat sangat redup.

Mereka berjalan mengunakan imaji saja, karena tak ada lagi yang bisa diharapkan. Kemudian semakin lama semakin terdengar suara rintik-rintik, basah, ya ada air mengalir dibawah mereka, kemudian ada tetesan juga dari atas. Untuk menjaga sang dian tetap berpendar mereka harus menunduk melindunginya. Angin pun datang berhembus, mereka kewalahan, telah sebagian cahaya padam, terkurung dalam kegelapan selama-lamanya. Tidak ada kesempatan untuk kembali dan membawa dian yang baru. Angin semakin lama semakin menderu.

Para jiwa itupun mulai bertanya "sanggupkah saya melewati ini?". Tak seorangpun tahu pasti jawabannya. Kemudian mereka terus menerus berjalan dengan tertatih.

(bersambung)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tahun baru 2013

Tahun baruan 2013 saya di Bengkulu. Haha.. yang paling heboh itu adeknde sama ibu ku. adeknde dari siangnya udah minta dipasangin tenda. saking senangnya adeknde tidur siang di tenda.



Kemudian bakar-bakar jagung. Sebelum bakar-bakar jagung saya dan nitut sempat keliling-keliling sebentar. Lumayan rame kota bengkulu saat pergantian tahun, kendaraannya ngebut-ngebut, dan sepanjang jalan banyak yang berjualan jagung, arang, terompet, petasan. Karena niatnya cuma keliling bentar kita cuma bawa duit 5000. Yaaaah, ga bisa beli terompet untuk adende. Maapin ya dende, nih kita beliin fruti aja :)

Tren untuk bakar-bakaran tahun ini adalaaaah Bakar Jagung. Tetangga belakang, depan, samping menunya bakar jagung. Teman di sana di sini juga bakar jagung. ehm, kebetulan harga jagung emang murah, cuma 4000/kg.
Ketika sudah jam 12, bunyi kembang api bersahut-sahutan. lebih seperti bunyi gelombang ombak. Setelah selesai melihat kembang api, Adeknde pengen tidur di tenda, jadilah tenda itu di bawa masuk kerumah (kekamar tepatnya) hehe...

Itulah secuil cerita tentang tahun baru kami.

Bagi saya tahun baru bukanlah ajang merayakan pergantian tahun, tapi lebih kepada salah satu waktu yang menyenangkan untuk berkumpul bersama orang-orang tersayang. Karena pada saat itu, kita bebas bakar-bakar dan menghidupkan kembang api atau mercon karna dianggap sebagai hal yang lumrah. Coba aja bunyiin terompet, ngidupin kembang api dan mercon  tengah malam di hari biasa, bisa-bisa dimarahin tetangga, hehehe..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS