RSS

Perihal 'Rindu'

Akhirnya selesai juga baca bukunya Tereliye ‘Rindu’. Gila, tiga bulan buat nyelesai buku ini. Ini rekor novel terlama yang saya baca. Tapi tetep aja saya lanjutin baca. Perlahan tapi pasti selesai juga buku ini. Hmm... secara keseluruhan bukunya bagus, tapi terlalu flat dan bisa ditebak arahnya mau kemana. Tapi lumayan lah untuk mengisi waktu senggang. Walau bagaimanapun saya menghargai tulisan ini. Jadi seorang penulis pasti sussyaah ya. 

Tapi ada yang bikin saya terkesan dalam buku ini, dihalaman 492 ada tulisan begini waktu Gurutta menjelaskan hakikat cinta sejati pada Ambo:
“Apakah cinta sejati itu? Maka jawabannya, dalam kasus Kau ini, cinta sejati adalah melepaskan. Semakin sejati perasaan itu, maka semakin tulus Kau melepaskannya. Persis seperti anak kecil yang menghanyutkan botol tertutup dilautan, dilepas dengan rasa suka-cita. Aku tau Kau akan protes, bagaimana mungkin? Kita bilang itu cinta sejati, tapi Kita justru melepaskannya? Tapi inilah rumus terbalik yang tidak pernah dipahami para pencinta. Mereka tidak pernah mau mencoba memahami penjelasannya, tidak bersedia”

“Lepaskanlah, Ambo. Maka besok lusa, jika dia adalah cinta sejatimu, dia pasti akan kembali dengan cara mengagumkan. Ada saja takdir hebat yang tercipta untuk kita. jika dia tidak kembali, maka sederhana jadinya, itu bukan cinta sejatimu. Hei, Ambo, kisah-kisah cinta didalam buku itu, di dongeng-dongeng cinta, atau dihikayat orang tua, itu semua ada penulisnya. Tapi kisah cinta Kau, siapa penulisnya? Allah. Penulisnya adalah pemilik cerita paling  sempurna di muka bumi. Tidakkah sedikit saja Kau mau meyakini bahwa kisah Kau pastilah yang terbaik yang dituliskan”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar